Sebagai bentuk paling sederhana dari jurnalisme data, infografik bertujuan salah satunya menyajikan gambaran besar tentang suatu hal melalui kombinasi teks, ikon, gambar, dan warna.
Di bawah ini adalah contoh infografik yang saya buat untuk buku Panduan Melakukan Jurnalisme Data tentang Jaminan Kesehatan Nasional (2015).
BPJS Kesehatan adalah lembaga yang bertugas menjalankan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), sebuah program pemerintah untuk menjamin kesehatan seluruh warga.
Visualisasi ini saya buat secara sederhana dengan bantuan piktochart.com, alat yang sangat memudahkan pembuatan infografik.
Di bawah ini adalah langkah-langkah menyusunnya, yang saya tuliskan dalam buku panduan jurnalisme data JKN itu.
- Membuat infografik yang memuat berbagai angka penting dan hubungan di antara mereka
Kita harus mengumpulkan angka-angka atau data terlebih dulu. Data ini bisa berbentuk tabel atau tulisan yang menguraikan angka-angka penting.
Selanjutnya, kita mencari hubungan-hubungan di antara berbagai informasi itu.
Hubungan yang seperti apa? Hubungan yang bernilai berita: menarik dan penting bagi warga.
Di sini, seperti halnya mencari sudut berita, kreativitas dan intuisi berita memiliki peran penting.
Intuisi berita hanya bisa dibangun jika kita mengamati realitas dan membaca berita yang berkualitas.
Dalam setiap proses pembuatan infografik, awalnya kita tidak tahu harus memilih informasi apa. Bingung itu wajar. Teruskan saja mencermati beragam data tentang JKN. Kalau ada informasi yang menurut Anda menarik, tuliskan. Tulis poin-poin penting yang berpotensi bernilai berita, misalnya jumlah peserta JKN, warga yang belum ikut JKN, defisit anggaran BPJS Kesehatan, dan sebagainya.
Kumpulkan ide-ide itu terlebih dulu.
Sebagai contoh, saat pertama kali mengumpulkan berbagai data tentang JKN, saya juga tenggelam di lautan data. Saat membaca tulisan tentang sejumlah pencapaian BPJS Kesehatan, saya juga tidak menemukan hal-hal yang bernilai berita: tidak ada struktur atau sistematika yang bisa dibangun dari tulisan itu.
Kemudian, saya menemukan berita di Kompas cetak halaman 13 (26/8) berjudul Benahi Sistem JKN: Pelaksanaan Program Gerakkan Ekonomi Bangsa. Berita ini memuat angka-angka penting selama 2014, yaitu:
- Negara menyuntikkan Rp 6 triliun untuk menutup defisit anggaran yang terjadi.
- Sebanyak 30 persen peserta mandiri tak membayar iuran sebagaimana mestinya. Banyak yang mendaftar saat sakit, tapi berhenti beriuran saat sudah sembuh.
- JKN menyumbang Rp 18,6 triliun untuk ekonomi Indonesia: peningkatan layanan kesehatan (4,4 triliun), peningkatan pendapatan industri farmasi (1,7 triliun), penambahan lapangan kerja kesehatan (4,2 triliun), dan pembangunan rumah sakit (8,35 triliun).
- JKN meningkatkan belanja kesehatan nasional menjadi 3,3 persen dari total pendapatan bruto. Namun, belanja ini masih didominasi sektor pemerintah karena banyak pegawai swasta yang belum didaftarkan oleh perusahaan swasta.
Tapi, saya belum menemukan hal-hal seperti jumlah penduduk Indonesia yang sudah ikut JKN dan yang belum, jumlah pekerja di Indonesia yang sudah ikut JKN dan yang belum, jumlah orang sakit yang dijamin JKN dan yang tidak, jumlah klaim yang sudah dibayar dan yang belum, dan informasi bernilai berita lainnya.
Lalu, saya mencarinya di internet. Yang bisa saya temukan secara lengkap adalah data sebagai berikut:
- Jumlah peserta JKN hingga akhir 2014: 132 juta jiwa. Peserta terbanyak adalah penerima bantuan iuran (PBI) sebanyak 94.9 juta jiwa (73%), diikuti oleh peserta pekerja penerima upah (PPU) sebanyak 24,1 juta (18%), peserta mandiri 7,6 juta (5%), dan peserta bukan pekerja non-PBI berjumlah 4,9 juta (4%).
- Jumlah penduduk Indonesia hingga akhir 2014: 248 juta jiwa. Saya lalu menghitung: baru sekitar 53,2% penduduk yang sudah menjadi peserta JKN.
- Jumlah peserta JKN hingga Mei 2015: 143 juta jiwa.
- Perkiraan pertumbuhan penduduk Indonesia adalah 2,6 juta jiwa per tahun. Dari ini, saya menghitung perkiraan pertumbuhan penduduk Indonesia per bulan adalah 216,6 ribu jiwa. Oleh karena itu, perkiraan jumlah penduduk Indonesia hingga Mei 2015 adalah 248 juta + 1,08 juta = 249 juta.
- Menurut Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (PKEKK FKM UI), yang melakukan jajak pendapat terhadap 681 responden di 20 provinsi pada 2015, 49 persen responden mengaku telah menjadi peserta JKN. Dari total ini, kelompok usia tertinggi ialah 21-30 tahun, yakni sekitar 44,5 persen.
Riset FKM UI itu juga menemukan sejumlah angka menarik yang lain. Namun, data ini tidak konsisten dengan set data nomor 1 hingga 4 karena hanya berkenaan dengan 20 provinsi, jadi tidak bisa dimasukkan dalam infografik yang sama. Ini adalah contoh set data yang sangat menggoda untuk dipakai, tapi harus Anda tinggalkan.
Dari semua informasi itu, saya sudah mendapatkan sejumlah angka penting yang memiliki hubungan, dengan kata lain: berpotensi menciptakan cerita. Bila sudah ada potensi cerita, Anda bisa melakukan perhitungan seperti yang saya lakukan untuk mengetahui jumlah penduduk Indonesia hingga Mei 2015 di atas.
Saya lalu menggambar di kertas kosong, teks dan gambar apa yang ingin saya tampilkan. Kadang, proses ini butuh waktu lama karena Anda mencoba ide-ide untuk menemukan dan menyusun teks, ikon, dan gambar.
Di tahap ini, Anda juga bisa melihat-lihat contoh infografik di internet. Ketik saja infographic, dan Anda akan menemukan contoh-contoh keren yang dirancang untuk tampil di laman internet. Infografik Anda juga harus dirancang untuk tampil memadai di internet, enak dilihat di laptop atau gawai, dan mudah dibagikan melalui aplikasi seperti WhatsApp.
Panduan yang lengkap dan bermanfaat bagi orang yang ingin memulai membuat infografik.
Ada versi bahasa Inggrisnya nggak?